Disclaimer: cerita ini murni sepenuhnya pengalaman pribadi
Awal Juni lalu si bocah playdate dengan sahabat sejak bayi. Rencana awal sebelum pandemi dan tertunda. Malah destinasi yang dituju lockdown. Tertunda hampir 2 tahun, teman saya melanjutkan rencana playdate Kami ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beberapa pertimbangan sudah saya dan Sahabat pikirkan matang-matang. Dia membawa 2 anak plus babysitter dan saya membawa 1 anak. Jadi itinerary Kami sudah pasti yang “kids friendly prokes ketat.” Sengaja saya bagi menjadi beberapa part, saya juga cerita yang menurut saya menarik saja. Cerita dimulai dengan swab antigen si bocah sehari sebelum hari H bernagkat ke Lombok. Apakah drama? Tentu sajaa! Direjeng sama saya? Udah pastii! Meskipun pake adegan rengek, yang penting Alhamdulillah hasil negative, yang artinya besok bisa terbang. AlhamdulBesoknya saat di bandara, saya serius mengedukasi si bocah supaya bisa tau, gimana sih cara terbang sendiri. Harus kemana aja sampai akhirnya nunggu pesawat di gate. Pas udah ketemu temennya, girang setengah mati dia karena mau playdate bareng. Penerbangan aman, yang juga merupakan penerbangan Teona dan saya setelah lamaaa banget gak terbang. Saat turun jangan lupa isi aplikasi eHac, scan barcode, beres. Kami menginap di Kila Hotel Senggigi Beach Lombok https://www.kilahotels.com/hotel/detail/kila_senggigi_beach_lombokyang juga merupakan Aerowisata Grup. Karena temanya kumpul bocah, jadi pilih yang connect room. Sore harinya langsung Kami habiskan dengan mantai alias main di pantai sampai sunset tiba. Betul-betul vitamin sea bangeettt. Alhamdulillah.



Hari kedua Kami sarapan di Hotel trus lanjut jalan-jalan keliling kota dan mampir di Epicentrum Lombok Mall beli cemilan bocah-bocah. Lanjut makan siang di Restoran Blue Ocean di Senggigi. Saat Kami datang restorannya sepi, padahal kalau normal itu penuh. Seafoodnya segar, bumbunya banyak macamnya, dan tempatnya enak. Tujuan selanjutnya, bocah-bocah mau main sama Tukik. Tukik adalah anak Penyu. Jadi Kita menuju Pantai Nipah yang memang ada penangkaran Tukik. Dari telur penyu, menetas, menjadi Tukik, dan akhirnya Penyu. Tukik belum bisa langsung dilepas ke Pantai. Karena masih kecil, yang ada mereka gak akan bisa bertahan hidup. Karena jadi santapan hewan lain. Tukik warnanya hitam, cangkangnya masih lunak, lucuuu banget. Lanjut mantai lagi di pantai milik masyarakat, namanya Pantai . Kita pesan es kelapa muda dan rujak. Saya main ayunan dan anak-anak beneran mantai sampe puasss. Kami mengakhiri hari dengan makan malam di restoran Ayam Betutu yang lezatt banget.




Sekian cerita hari pertama dan kedua di Lombok, sengaja gak jalan sampe malam dengan alasan menjaga kesehatan anak-anak dan ada satu batita. Jadi jam tidur tetap tidak boleh terlalu malam. Kami benar-benar menjaga dan gak mau ambil resiko. Makan tepat waktu dan vitamin dkk gak lupa. Karena trip ini Kami dedikasikan untuk anak-anak tercinta.
Tour Guide: Humaidi Makruf
HP: 081339778872
IG: @humaidi_makruf
Kangen Lombok deh 😍
LikeLiked by 1 person
Doakan Indonesia segera pulih, jadi Mbak Ria bisa liburan kesini deh.
LikeLiked by 1 person
Amen! 🙏🏼🙏🏼
LikeLike
wow salfok baca bagian yang Frany ngajarin Teona terbang sendiri *mantaaap* pernah menyaksikan anak kecil terbang jarak jauh sendirian. persiapannya memang bagus sekali jadi si anak selama perjalanan juga aman. walau sendiri tetapi gak sendirian karena crew bergantian menanyakan apakah semuanya ok2 saja….
LikeLike
Karena menurutku Teona sudah cukup besar, jadi sudah sepatutnya belajar mandiri dalam hal apapun, termasuk terbang sendirian. Meskipun masih akan butuh waktu untuk bisa eksekusi beneran.
LikeLike
Duhhh kangen minum es kelapa kaya gitu…
LikeLiked by 1 person
Di Oz gak ada tukang es Kelapa ya, Mbak Dinny?
LikeLike
Ga ada 😋 di resto Indonesia jg jualnya di gelas tp rasanya ttp beda
LikeLike