Bukan hanya tampak tak pernah bosan membahas ini. Bukan juga efek negatifnya sangat dirasa baik agama, kesehatan, dan sosial. Bukan juga karena pengalaman pribadi. Lebih ke rasa sedih, prihatin, dan menyayangkan. Udahlah jelas contohnya yaitu kaum Nabi Luth dan ada di kitab suci. Udah terpampang nyata juga korban berjatuhan akibat HIV atau penyakit seksual menular. Kok ya diagungkan? Bahkan yang tidak toleransi dengan kaum tsb dibilang ndeso. Cangkemmu somplak opo piye?! Entah sudah ke berapa kali bahas ini, ini, ini. Empat kaliii, luarrr biasa. Kalah deh promo. Bukan hanya sekedar nyampah, menyuarakan kegelisahan kalau tidak pantas dikategorikan bentuk syiar. Kaum itu tidak pernah ‘menyentuh’ saya, tapii efek negatif yang memprihatinkan. Berikut sekilas ulasan:

Mau berdalih apalagi??? Saya tidak membenci tapi ayolah realistis dengan pilihan buruk, efek buruk, hingga apa sih yang kamu cari??!! Selayaknya penjahat / orang dzalim / pembual / manusia munafik aja bisa tobat. Kamu juga pasti bisa. Tapi bila tidak ada keinginan, niat, dan perwujudan untuk itu. Yah gak heran, kaum inilah yang kelak menjadi pasukan dajjal. Wallahuallam.
tanda-tanda akhir jaman ya fran…
LikeLike
Betul, Mbak. Manusia sebetulnya bisa banget loh mengendalikan hal-hal kayak gini. Tergantung mau atau tidak?
LikeLiked by 1 person
Hanya info saja referensi dari dwi estiningsih itu sdh dikonfirmasi sama pengarangnya bhw penelitian mrk tdk diarahkan ke kesimpulan itu. Jadi ada mas yg nge tag para pengarangnya bilang bahwa dwi sdh menggunakan penelitian mrk utk agenda kebencian thd eljibiti. Jelas mereka kemudian membantah krn yg namanya psikiatri/psikolog hrs bersikap netral dan tdk memaksakan nilai pribadi. Apalagi soal ilmiah. Menurut saya kalau memang ingin mempertahankan nilai agama sebaiknya tetap dikunci pada agama saja. Krn dg ilmu aplg bkn eksak lbh rumit. Kalau mau dg sejarah juga. Lihatlah org2 sebelum kita. Apkh cara hidup spt ini akn membawa kebahagiaan? Slm ini dianggap kan gara2 dikekang. Andai dibebaskan dan tdk dibully lagi spt jmn2 lalu bgmn kira2 kehidupan dan akhir hidup seseorg yg
LikeLike
Perlu digarisbawahi saya di sini bukan menyebar kebencian, keresahan emak2 yang melihat, membaca, mendengar langsung baik secara agama, kesehatan, dan sosial itu mengganggu dan berefek buruk. Berapa banyak anak kecil korban sod*mi, anak muda yang jadi disorientasi demi gaya hidup bahkan materi. Pada akhirnya kalau kena HIV & penyakit kelamin apa pasangannya mau tanggung jawab? Orang tua & keluarga juga yang akan mengurus. Mungkin bukan dikekang namun dikendalikan dan banyak bgt caranya.
LikeLike
Nggak mba itu bicara ttg tuduhan thd kasus di twitter, kok 😅
LikeLike
Iya, biasa itu pro & kontra. Kalau saya kontra & tidak ada toleransi 😊
LikeLike
“… ada mas yg nge tag para pengarangnya …”
fix mas nya julid! Laki masa gini?! Wkwkwk
LikeLike
demikian? Lalu mengubah pattern parenting slm ini, mudahkah? Apa hasilnya? Mau tdk mengambil resiko dg cara baru yg entah bgmn hasilnya? Kira2 spt itu. Dan mari kita perhatikan hasilnya bg yg sdh menerapkan..sptnya jd kebingungan sendiri sih saat mau masuk toilet 😁..plg enak begitu..
LikeLike
Hahahaha, masuk toilet pastiii ngikutin pembawaan saat ini sih, karena menyesuaikan. Tidak sedikit juga contoh berhasil mengendalikan bahkan taubat. Tapi banyak juga yang berakhir dgn hal tidak diinginkan. Sayang dgn diri sendiri tidak harus mengikuti hawa nafsu, mengendalikan diri pun bentuk sayang diri sendiri. Semacam gak makan jeroan kalo udah tau punya kolesterol 😄
LikeLike
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata..
bener dadi salah
salah dadi bener
LikeLiked by 1 person
Setujuuu. Kita yang bingung kok dibolak-balik begini. Hehe.
LikeLike
kalau bolak balik terlur dadar sih gak apa apa mak
LikeLike
😄😄😄
LikeLike