Takut kehilangan fans?

Dear sepups, colongan dikit curhatan kita kemarin ya! Haha. Ini memang curhatan kita tiap saya lagi nginep di rumah sepupu. Ini kita beneran lihat contoh nyata laki-laki dan perempuan di keluarga Kami dengan status dan kondisi yang kurang lebih sama, karir yang sama-sama mapan, rentan usia yang berbeda tapi masih masuk akal, dan pengamatan Kami yang cukup mengenal kedua sosok ini. Menjadi material yang Kami rasa cukup untuk menelaah lebih dalam “ada apa sih dengan mereka.” Tentu Kami tidak asyik berasumsi sendiri. Mengenal dengan cukup baik, memperhatikan gaya bahasa tubuh bicara, bahkan apa sih yang menjadi motivasi mereka ini?! Kenapa pada akhirnya Kami berkesimpulan baik laki-laki dan perempuan ini takut kehilangan fans? Terlihat dari apapun status mereka dulu dan sekarang tidak menstop jiwa mereka untuk dipuja / dikejar / digilai lawan jenis. Kesimpulan tersebut setelah saya mengemukakan bahwa orang seperti mereka HAUS PERHATIAN / PUJIAN & MENDAPAT PENGAKUAN DARI LAWAN JENIS / ORANG LAIN BAHWA MEREKA MASIH LAKU. Kemudian pada akhirnya sepupu saya bilang, “takut kehilangan fans?”

Yang saya respon, “gila juga ya. Mereka butuh itu sampai kapan? Cakep akan jadi tua dan keriput. Sekarang sehat gagah di masa tua pun akan jadi lemah / sakit. Saat ini berlebih / kaya namanya manusia ada masa di mana duit ngepas / bahkan kekurangan.”

Sepupu saya mengamini pendapat saya. Jadi apa yang dicari sama orang macam itu? *nanya serius. Kami bukan juga manusia sempurna tapi yang sangat kami garisbawahi adalah kami tau diri, tau posisi, tau gimana keluarga Kami. Jadi melihat sosok kayak gitu, jujur aja heran dan gak habis pikir. Misal pembelaan mereka: “ya gue gak bisa dong atur perasaan orang lain ngefans / suka / tergila-gila sama gue.” Pasti bakal gue bantai, “bisa b*go, segala sesuatu kalau tidak direspon balik dengan nakal, gak akan ‘jadi’. Balik lagi ke diri lo aja.” Lagipula, apa sih manfaat dari memelihara orang yang sampai sebegitunya sama lo? Demi membangun citra keren dan kece? Yang mana lo tua nanti juga bakal kempot peyot, gak mungkin manusia gagah jaya terus.

Kalau ditanya ke orang kayak gitu, “emang lo serius nih sama orang baru (baca: fans) itu?” Trus dijawab, “enggak kok.” Orang jompo juga bakal tau, kok gak ada apa-apa tapi dipelihara itu fans / manusia tsb nempel ngejar sampe yang gimana. Hadeuh. Kayaknya kita gak bodoh ceunah -_-

Akhir kata, apa mereka gak berpikir ya, bahwa takut kehilangan fans gak akan membawa keuntungan yang berlangsung lama, kesenangan sesaat, bahkan rentan menimbulkan fitnah. Eh tapi ntar kalau timbul fitnah tinggal ngomong, “ya gue gak tau, dia yang ngejar / mepet gue.” *emang situ segitu kecenya?! *pret! Kalau kalian, takut kehilangan fans?

Published by Frany

Jakarta - I'm a yellow jacket almamater - Ibunya Teona - 30% workingmom 70% motherhood.

14 thoughts on “Takut kehilangan fans?

    1. Kalau jaman single kan suka ada tuh lawan jenis yang entah flirting / memang dengan nyata bilang suka. Suka gak selalu berarti cinta kan ya. Tapi ternyata setelah berkeluarga atau bahkan saat sudah kembali sendiri masih butuh fans yg begitu. Kayak gak ada matinya, never ending tebar pesona, semacam itu yang kumaksud.

      Like

  1. model begini ada di dalam keluarga saya juga fran. kog bisa gak inget umur. apa ya yang dicari sih di usia yang kaki udah setengah di dalam kubur kog masih kepengen jadi pusat perhatian aja. bukannya ibadah yang dikencengin. but kalau dipikir2 orang seperti ini biasanya kurang pd dan butuh pengakuan sepanjang hidupnya.

    Like

    1. “… Kaki udah setengah di dala kubur …” 😂😂😂 ngeri tapi benerrr.
      Justru karena kurang PD bakal merawat diri banget, takut tua, takut jelek, takut gemuk, dll. Butuh pengakuan sepanjang hidupnya, pathetic.

      Like

  2. Nggk dong. Fansku hilang satu muncul seribu. Hahahahaa.
    Kagak bukan gitu!!

    Gak punya fans, jadi tidak tahu rasanya takut kehilangan fans. Dan ada untungnya juga yak, mungkin kalau punya fans, bisa2 saya berlagak tengil begitu. Heuheuu~

    Like

Leave a comment