16 – 17 Agustus 2017

Dirgahayu Republik Indonesia ke 72. Semoga semakin maju di segala aspek kehidupan. Aamiin. Rabi, 16 Agustus kita ikut lomba yang diadakan di sekolah Teona. Dari sehari sebelumnya sudah diumumkan rundown acaranya, trus Kita juga antusias semangatin Teona buat dateng tepat waktu. Esoknya Alhamdulillah telat dikit, haha. Pas sambutan kepsek selesai,  udah mau lanjut : ikrar, asmaul husna, hadist, doa. Kemudian senam go green. Lalu 4 kelas TK A dibagi 2 kelompok. Ada 4 jenis lomba yang diselenggarakan, antara lain :

1. Balon. Anak lari mengambil balon, lalu kasih balon tsb ke orang tua untuk ditiup. Yes, yang niup gue! Trus dikasih nama anak, kasih balon ke anak untuk dilukis icon smile. Tantangannya, anak rentan mecahin balon, yang mana kalo meletus ya mesti ulang niup balon baru ya kan. Lalu ibu/ayah dan anak lari ke bagian tali untuk kerjasama mengikatkan balon.

Nunggu estafet belut 
2. Belut. Saya berasumsi belut miriplah sama ikan lele, jadi saya PD aja bakal berani megang. Ketentuannya, kita baris trus estafet belut tsb ke orang samping berikutnya hingga akhir masukin ke botol air mineral satu liter. Begitu lihat belut langsung yang ada saya geli. Beda seperti bayangan saya, ternyata bentuknya mirip ular, licin, dan berlendir *yucks! 😱 Teona malah udah nyerah dari awal, geli dia. Berikutnya saya ikutan nyerah karena geli. Huhu. 

3. Kelereng. Anak – anak berbaris, lalu bergantian bawa kelereng taruh di mangkok, lanjut teman di belakangnya. 

4. Pisang. Anak – anak berjejer ditutup mata, orang tua di seberangnya. Anak mengandalkan suara menghampiri orang tua, lalu makan pisang. 

Bapaknya Teona yang pake peci, ikut partisipasi
5. Tarik tambang. Ini nih yang gak terduga, ternyata yang lomba ini adalah ibu/ayah-nya. Haha! Kami pun ambil bagian untuk memeriahkan acara.

Selesai lomba, balik lagi ke posisi awal. Lalu pihak sekolah menyediakan ‘medali’ untuk semua anak, orang tua diminta duduk jongkok (nunduk) setara anak untuk mengalungkan medali tsb ke anaknya sambil bilang “kamu hebat, Nak” lalu peluk anaknya. Saya minta bapaknya Teona yang melakukan itu ke Teona. Dapat goodie bag berupa buku gambar dan cat air. Snack box dan lunch box. Selesai sudah acara lomba. Saya dan Teona pulang. Sementara bapaknya lanjut ngantor. 

Kamis, 17 Agustus 2017 Kami berangkat pagi untuk nemenin Teona upacara kemerdekaan. Mulai dari Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (SD), Madrasah Tsanawiyah (SMP), Madrasah Aliyah (SMA), guru, hingga karyawan turut serta dalam upacara kemerdekaan. Ini upacara kemerdekaan pertama yang Teona ikuti. Pukul 09.00 upacara selesai. Lalu Kami ‘nyeberang’ ke lapangan Banteng, ke Pameran Flona lagi. Haha. Sekitar 2 jam an di situ. Tahun ini nuansa tujuh belasan terasa banget. Merdeka!  

Published by Frany

Jakarta - I'm a yellow jacket almamater - Ibunya Teona - 30% workingmom 70% motherhood.

12 thoughts on “16 – 17 Agustus 2017

    1. Iya, mas Toro. Gimana tujuh belasan di rantau?
      Yang lomba pisang, anak ditutup matanya trus nyamperin ibu / ayahnya trus kasih pisang ke ortu atau dimakan sendiri sama anak itu juga boleh. Yang penting semua menang! Haha. Merdeka! ✊

      Liked by 1 person

  1. Rame banget ya dek, di sekolah anak2 yg SD ini gak melibatkan orangtua, buat mereka sendiri, ada lomba belut juga tapi khusus kelas 5-6, mbayangin ajah sudah ngeri, duh kq teona sama mama nya berani sih, walau akhirnya kegelian..😆

    Liked by 1 person

  2. Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Frany….

    Selamat HUT – Dirgahayu Republik Indonesia ke 72. Maaf telat mengucapkannya mbak. Semoga negara Indonesia sentiasa makmur dan kembang membangun menjadi sebuah negara maju di masa akan datang. Begitu juga rakyatnya hidup dalam keadaan sentosa dan aman di bawah lindungan Allah SWT.

    Asyik juga acara sambutan kemerdekaan di sekolah Teona. Rame ibu bapa hadir memberi kerjasama dan sokongan buat anak-anak. Pasti sangat meriah dan membanggakan pihak sekolah ya kerana ibu bapa juga punya semangat yang sama seperti anak-anak mereka. Saya juga geli sama belut mbak. Ia serupa ular. Menakutkan.

    Saya tidak punya pengalaman acara sebegini di sekolah anak saya kerana hanya mereka bersama guru-guru sekolah sahaja yang meraikannya. Biasanya dilakukan pada hari persekolahan dan kebanyakan ibu bapa sedang bekerja.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    Liked by 1 person

    1. Waalaikumsalam wr.wb bu Hajjah Fatimah. Terima kasih ucapannya. Aamiin ya robbal alamin. Saya pun baru pertama ini ikut acara tujuh belasan lomba anak bersama orang tua.
      Saya tadinya cukup percaya diri untuk pegang belut jadi mundur teratur. Haha.
      Salam hangat dari Jakarta Pusat.

      Like

Leave a comment